Reactable adalah alat music DJ massa depan. Reactable adalah alat musik paling inovatif sampai saat ini. Alat musik ini dipilih oleh pemusik ternama islandia, Bjork untuk tour terakhirnya. Synthesizer modular ini adalah sebuah meja yang dapat memanipulasi suara dari benda benda kecil yang dimainkan oleh si pemusik. Masing masing elemen musik terwakili oleh sebuah blok. Dengan memposisikan blok itu diatas meja, seorang pemain dapat membuat suara yang berbeda beda. Alat ini bisa membuat pemusik elektronik beraktifitas keluar dari layar monitornya dan merasakan pengalaman bermusik sepenuhnya.
Senin, 31 Januari 2011
Maglev (magnetic levitation)
Kereta Massa Depan
Maglev (magnetic levitation) kemungkinan akan menjadi kereta masa depan, menggantikan kereta yang digerakkan dengan listrik. Sesuai namanya, kereta maglev digerakkan dengan tenaga magnit, sehingga kereta tidak lagi berpijak pada rel, tapi melayang, sehingga bisa melesat dengan kecepatan tinggi, hampir tanpa goncangan dan tidak berisik. Kecepatan maglev tertinggi yang pernah tercatat adalah 581 km per jam, yang dicapai dalam uji coba maglev di Jepang tahun 2003. Kecepatan ini 6 km/jam lebih cepat dari TGV (Train à Grande Vitesse, kereta berkecepatan tinggi dalam bahasa Perancis), yang sudah lama beroperasi di Eropa. Dengan kecepatan seperti itu, jarak Jakarta - Semarang bisa ditempuh hanya kurang lebih satu jam saja.
Maglev yang pertama beroperasi secara komersial adalah di Birmingham, Inggeris pada tahun 1984, yang menghubungkan bandara Birmingham dan stasion kereta Birmingham, tapi kemudian dihentikan pengoperasiannya pada tahun 1995 karena masalah desain. Maglev yang sudah beroperasi antara lain di Shanghai, China, dengan menggunakan teknologi Jerman. Rupanya Jerman menggunakannya sebagai uji coba teknologi baru ini, di China, tidak di negaranya sendiri. Maglev yang menghubungkan kota Shanghai dengan bandara ini disebut Transrapid dan dapat menghubungkan kedua tempat sejauh 30 km dalam waktu 7 menit dan 20 detik, dengan kecepatan paling tinggi 431 km/jam, dan rata-rata 250 km/jam.
AS sebagai negara adidaya tidak mau ketinggalan. Pada tahun 2001 diluncurkan program Maglev yang akan menghubungkan Washington dan Baltimore. Rupanya AS juga memilih teknologi Jerman yang dikembangkan di Shanghai, China, yaitu Transrapid, yang sudah teruji kelayakannya. Maglev ini akan mengubungkan pusat kota Baltimore, bandara internasional Baltimore-Washington (BWI) dan Washington DC. Rencananya jalur Maglev ini akan diperpanjang sampai Philadelphia, New York dan Boston ke utara, dan Richmond, Raleigh sampai Charlotte di selatan. Untuk jalur pertama saja, biaya yang diperlukan adalah sekitar 950 juta dolar AS atau setara dengan 9 trilyun rupiah, “sedikit” lebih banyak dari dana talangan untuk Bank Century.
Sewaktu penulis berkunjung ke kantor proyek Maglev di Baltimore, rancangan program ini sudah memasuki tahap akhir. Semua aspek, termasuk rencana tarifnya sudah dihitung dengan matang. Apabila sudah beroperasi, tarif antara Baltimore dan bandara BWI adalah 11.50 dolar AS atau sekitar 110.000 rupiah, sedangkan untuk tarif langganan ongosnya lebih murah, yaitu sekitar 60 ribu rupiah. Kalau untuk jalur Baltimore-Washington tarifnya adalah sekitar 250.000 rupiah. Cukup mahal untuk jarak yang sama dengan Bogor-Jakarta.
Keuntungan dari maglev ini, apabila diandingkan dengan kereta listrik biasa antara lain:
Karena tingginya biaya investasinya, program ini direncanakan dibiayai dengan kerjasama swasta. Menurut jadual, seharusnya tahun 2010 ini sudah dimulai uji coba jalur pertama. Sayang penulis tidak sempat mengetahui perkembangan lebih lanjut dari program maglev di AS ini.
Bagaimana dengan kita? Ah, jangan dulu bermimpi membangun maglev sebelum masalah perkereta apian kita dibenahi dulu.
Maglev (magnetic levitation) kemungkinan akan menjadi kereta masa depan, menggantikan kereta yang digerakkan dengan listrik. Sesuai namanya, kereta maglev digerakkan dengan tenaga magnit, sehingga kereta tidak lagi berpijak pada rel, tapi melayang, sehingga bisa melesat dengan kecepatan tinggi, hampir tanpa goncangan dan tidak berisik. Kecepatan maglev tertinggi yang pernah tercatat adalah 581 km per jam, yang dicapai dalam uji coba maglev di Jepang tahun 2003. Kecepatan ini 6 km/jam lebih cepat dari TGV (Train à Grande Vitesse, kereta berkecepatan tinggi dalam bahasa Perancis), yang sudah lama beroperasi di Eropa. Dengan kecepatan seperti itu, jarak Jakarta - Semarang bisa ditempuh hanya kurang lebih satu jam saja.
Maglev yang pertama beroperasi secara komersial adalah di Birmingham, Inggeris pada tahun 1984, yang menghubungkan bandara Birmingham dan stasion kereta Birmingham, tapi kemudian dihentikan pengoperasiannya pada tahun 1995 karena masalah desain. Maglev yang sudah beroperasi antara lain di Shanghai, China, dengan menggunakan teknologi Jerman. Rupanya Jerman menggunakannya sebagai uji coba teknologi baru ini, di China, tidak di negaranya sendiri. Maglev yang menghubungkan kota Shanghai dengan bandara ini disebut Transrapid dan dapat menghubungkan kedua tempat sejauh 30 km dalam waktu 7 menit dan 20 detik, dengan kecepatan paling tinggi 431 km/jam, dan rata-rata 250 km/jam.
AS sebagai negara adidaya tidak mau ketinggalan. Pada tahun 2001 diluncurkan program Maglev yang akan menghubungkan Washington dan Baltimore. Rupanya AS juga memilih teknologi Jerman yang dikembangkan di Shanghai, China, yaitu Transrapid, yang sudah teruji kelayakannya. Maglev ini akan mengubungkan pusat kota Baltimore, bandara internasional Baltimore-Washington (BWI) dan Washington DC. Rencananya jalur Maglev ini akan diperpanjang sampai Philadelphia, New York dan Boston ke utara, dan Richmond, Raleigh sampai Charlotte di selatan. Untuk jalur pertama saja, biaya yang diperlukan adalah sekitar 950 juta dolar AS atau setara dengan 9 trilyun rupiah, “sedikit” lebih banyak dari dana talangan untuk Bank Century.
Sewaktu penulis berkunjung ke kantor proyek Maglev di Baltimore, rancangan program ini sudah memasuki tahap akhir. Semua aspek, termasuk rencana tarifnya sudah dihitung dengan matang. Apabila sudah beroperasi, tarif antara Baltimore dan bandara BWI adalah 11.50 dolar AS atau sekitar 110.000 rupiah, sedangkan untuk tarif langganan ongosnya lebih murah, yaitu sekitar 60 ribu rupiah. Kalau untuk jalur Baltimore-Washington tarifnya adalah sekitar 250.000 rupiah. Cukup mahal untuk jarak yang sama dengan Bogor-Jakarta.
Keuntungan dari maglev ini, apabila diandingkan dengan kereta listrik biasa antara lain:
1. Mengurangi orang yang menggunakan mobil pribadi, karena diharapkan akan beralih ke maglev, sehingga menghemat BBM dan mengurangi pencemaran udara
2. Menghemat waktu, karena maglev bisa lari dengan kecepatan tinggi
3. Mengurangi kemacetan di bandara
4. Mendorong pariwisata, membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian daerah
Meskipun sudah dirancang dengan sangat matang, penulis dengar masih ada beberapa hambatan yang harus diselesaikan, antara lain kesepakatan fihak-fihak terkait antara Kota-kota Baltimore, Washington DC dan Maryland. Program Maglev ini memang insiatif dari Baltimore dan mengajak kota-kota tetangganya untuk bersama-sama mewujudkan program ini dalam kerjasama yang saling menguntungkan.Karena tingginya biaya investasinya, program ini direncanakan dibiayai dengan kerjasama swasta. Menurut jadual, seharusnya tahun 2010 ini sudah dimulai uji coba jalur pertama. Sayang penulis tidak sempat mengetahui perkembangan lebih lanjut dari program maglev di AS ini.
Bagaimana dengan kita? Ah, jangan dulu bermimpi membangun maglev sebelum masalah perkereta apian kita dibenahi dulu.
Asimo
Pasti udah pada tau tentang robot yang namanya asimo punya Honda, kali ini saya akan menceritakan sedikit sejarah berdirinya asimo.
ASIMO dilahirkan pada 31 Oktober 2000 dari hasil program R&D robotik Honda yang didirikan pada 1986. Dipimpin oleh Mr. Masato Hirose, Senior Chief Engineer of the Wako Research Institute, Honda R&D Co., Ltd., tim pengembangan robot berangan menciptakan robot yang bisa menjadi teman bagi manusia. Impian ini berujung pada konsep “menyatukan berbagai fungsi mekanis dengan teknologi maju untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,”yang mendasari road map Honda dalam pengembangan robot. Mendingan dananya dibuat bikin robot daripada dibuat mobil mewah yang boros bahan bakar.
Pada kurun 14 tahun terakhir, Honda telah mengembangkan tujuh robot eksperimen dan tiga robot prototipe. Setelah berbagai usaha, proyek ini berbuah pada tahun 2000 dengan peluncuran resmiASIMO sebagai representatif dari teknologi robot humanoid.
ASIMO adalah singkatan dari “Advanced Step in Innovative Mobility.” ASIMO dianggap sebagai robot humanoid tercanggih di dunia dengan tinggi 130 cm dan berat 54 kg. Robot ini dikembangkan oleh Honda Motor Co., Ltd.,
ASIMO dilahirkan pada 31 Oktober 2000 dari hasil program R&D robotik Honda yang didirikan pada 1986. Dipimpin oleh Mr. Masato Hirose, Senior Chief Engineer of the Wako Research Institute, Honda R&D Co., Ltd., tim pengembangan robot berangan menciptakan robot yang bisa menjadi teman bagi manusia. Impian ini berujung pada konsep “menyatukan berbagai fungsi mekanis dengan teknologi maju untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,”yang mendasari road map Honda dalam pengembangan robot. Mendingan dananya dibuat bikin robot daripada dibuat mobil mewah yang boros bahan bakar.
Pada kurun 14 tahun terakhir, Honda telah mengembangkan tujuh robot eksperimen dan tiga robot prototipe. Setelah berbagai usaha, proyek ini berbuah pada tahun 2000 dengan peluncuran resmiASIMO sebagai representatif dari teknologi robot humanoid.
ASIMO sekarang adalah generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari robot ASIMO generasi pertama yang diperkenalkan pada tahun 2000. Teknologi mobilitas ASIMO kini telah mengalami perkembangan pesat dibanding generasi terdahulunya, dengan berbagai kemampuan diantaranya bergerak dalam pola lingkaran dan berlari hingga kecepatan 6 km/jam. KemampuanASIMO berinteraksi dengan manusia atau objek lainnya juga semakin sempurna, seperti menyambut tamu, berjalan bergadengan tangan dengan manusia, membawa nampan, dan mendorong kereta.
Berbagai perkembangan teknologi yang dicapai melalui penelitian dan pengembangan ASIMO, termasuk teknologi pengendalian postur, teknologi pengenalan citra dan suara, serta teknologi penghindaran tabrakan juga menjadi dasar dalam pengembangan teknologiyang diterapkan Honda di bidang lainnya, di antaranya teknologi keselamatan pada mobil.
Penerapan teknologi terdepan pada produk yang dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia ini sesuai dengan apa yang menjadi landasan dalam penciptaan ASIMO, yaitu impian bahwa teknologi dan kehidupan dapat berjalan bersama secara harmonis.
Penerapan teknologi terdepan pada produk yang dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia ini sesuai dengan apa yang menjadi landasan dalam penciptaan ASIMO, yaitu impian bahwa teknologi dan kehidupan dapat berjalan bersama secara harmonis.
Terrafugia Transition
Mobil Terbang Bukan Sekedar Mimpi
Terrafugia Transition adalah mobil pesawat besutan para ilmuwan MIT yang bisa akan mendefinisikan ulang konsep perjalanan cepat jarak jauh, langsung dari pintu ke pintu.
Mobil terbang ini dijual lebih murah dari sebuah Lamborghini – seharga U$200 ribu itu, ditenagai mesin berkekuatan 100 tenaga kuda dan dilengkapi dengan parasut dan kantung udara untuk keamanannya.
Saat dikendari menjadi mobil, sayapnya bisa dilipat, namun saat hendak diterbangkan, sayapnya bisa dikembangkan. Cuma butuh landasan pacu sepanjang 500 m untuk menerbangkan mobil pesawat ini. Kemudian, Transition bisa membawa dua orang penumpangnya (kapasitas muatan 200 kg) untuk terbang sejauh 760 km dengan kecepatan 105 mil per jam atau 169 km per jam.
Solar Impulse HB-SIA
Solar Impulse HB-SIA adalah pesawat bebas emisi yang mampu mengudara sehari semalam, atau tepatnya selama 26 jam, 9 menit 10 detik. Pesawat yang ditenagai oleh empat motor listrik berkapasitas 10 tenaga kuda yang disuplai oleh sel surya dan baterai polimer lithium.
Pesawat yang bisa mencapai ketinggian 28.500 feet (8.686,8 meter) itu merupakan pesawat pertama yang bisa terbang semalaman dengan energi surya yang dikumpulkan selama seharian. Pesawat ini memberikan harapan adanya moda transportasi cepat yang tidak bergantung pada bahan bakar fosil.
Hoverboards " Skateboard Terbang Masa Depan "
Hoverboard adalah proyek buatan Nils Guadagnin, artist asal prancis pada tahun 2008. Ini adalah replika hoverboard dari film "Back to the Future II".
Hoverboard menggunakan sistem elektromagnetik yang dipasang di bawah papan. Sistem laser menstabilkan papan di udara. Walaupun belum bisa dinaikin tapi sepertinya beberapa tahun lagi sudah ada yang bisa buat lebih canggih lagi
roket belt
The rocket fuel Moore chose was hydrogen peroxide - yep, the same stuff in your bathroom cabinet that can give your hair a bad dye job -- though at a much higher concentration. If this doesn't sound particularly high-tech, well, there were other rocket fuels that could have been used giving Moore three times the power, but they tended to be unstable and dangerous to work with. Given that the intention was to have somebody strap this thing on their back, a less-hazardous fuel seemed prudent.
Not that hydrogen peroxide doesn't have a good kick. When a high concentration of the stuff is passed through a metal catalyst it breaks down into steam and oxygen. The steam takes up a lot more space than the original components of the hydrogen peroxide, so it goes shooting out of the rocket with quite a bit of force.
The backpack was composed of three tanks. The center one was filled with pressurized nitrogen and connected to the outer ones which were filled with the hydrogen peroxide. When the time came to launch the nitrogen flowed out into the outer tanks and pushed the peroxide out two pipes that met in a Y just above the chamber containing the catalyst at the top of the pack. From that chamber the flow, now changed to high pressure steam, was split into two pipes pointed downward with nozzles located just behind the pilot's shoulders. The device was designed to create 280 pounds of thrust which was enough to lift its own weight, plus that of the pilot.
The design of the motor was relatively simple, but building a way to control the belt so it could be flown safely, was more difficult. Moore originally piloted the device himself until an accident during testing broke his kneecap. Eventually an elegant control system was developed that allowed the pack and the nozzles to be swivelled to change the direction of the thrust so the pilot, using a set of hand controls, could manuver the belt up, down, foreward, back and even around in a spinning motion. Later pilots reported that the belt was very easy to control, but that they did need the protection of a thermal suit so that the steam outflow would not burn their legs.
The problem with the rocket belt was range. The rocket engine gave a lot of power, but not for very long. The maximum flight was only 21 seconds. This made for great demonstrations, but was of little practical value. Consequently the Bell rocket belt became mostly a novelty, showing up in places like movies (Thunderball), TV (Lost in Space) and special events ( the opening of the Olympics in 1984). Mainly because of the flight time limitation, the military lost interest in the rocketbelt in the mid-60's, but Moore had another idea. Jet technology had advanced a lot in the past decade. Perhaps it was time to go back and try a jet engine.
martin jetpack
Martin Jetpack adalah kendaraan masa depan yang mampu membawa penggunanya melayang ke udara bagaikan James Bond. Sebelumnya seorang penemu asal New Zealand menghabiskan hampir 30 tahun mengembangkan ‘pakaian jet’ sejenis yang kurang praktis, bernama Bell Rocket Belt, pada tahun 1961.
http://i3.ytimg.com/vi/2TBndcBjQFM/default.jpg
Namun, Martin Jetpack bisa dikatakan sebagai jetpack pertama yang bisa secara praktis digunakan. Alat ini memiliki frame yang terbuat dari komposit serat karbon, dengan mesin berkapasitas 200 tenaga kuda — bahkan lebih bertenaga dari sedan Honda Accord — yang menggerakan sepasang rotor dari bahan carbon-Kevlar. Secara teoritis, Martin jetpack bisa membawa penggunanya mengudara hingga 8.000 ft atau 2.438,4 meter.
Namun, kendaraan yang berbahan bakar bensin ini cuma bisa digunakan selama 30 menit. Martin Jetpack akan menghadapi serangkaian tes tahun depan, dan rencananya akan dijual sekitar US$100 ribu atau sekitar Rp 900 juta.
Audi Shark
Audi Shark adalah sebuah konsep kendaraan terbang futuristik dirancang oleh Kazim Doku.
Terinspirasi oleh dunia sepeda motor dan pesawat terbang, olahraga terbang kendaraan menawarkan desain eksterior referensi visual ke mobil nama, dan dalam kombinasi dengan spoiler belakang yang lebih rendah, memberikan dua tempat duduk yang "bawah air" penampilan. LED lampu depan dan lampu ekor dipasang di tabung transparan, sedangkan bagian dalam Shark adalah dihiasi kursi sporty yang terintegrasi di dalam kokpit.
Jet Bike by Norio Fujikawa
Ini adalah air JetBike konsep yang dibuat oleh Norio Fujikawa dalam gaya yang sangatfuturistik Star Wars.
Jetbike ini adalah impian setiap anak laki-laki.
Google Trials Driverless Car and no one was killed
Orang-orang di Google telah rupanya telah menguji mobil Driver kurang melepaskan mereka pada populasi yang tidak curiga California dengan 140.000 mil kekalahan pada jam itu adalah tampilan yang mengesankan teknologi. Driver mobil kurang tidak persis baru, tapi saya tidak yakin mereka telah se-ekstensif diuji dalam situasi kehidupan nyata sebagai tim Google telah menempatkan pelaksanaannya melalui.
Seorang insinyur Software google di blog-nya mengamati bahwa ada manfaat: Pengurangan dalam kematian disebabkan oleh pengemudi, hemat energi dan membebaskan lebih banyak waktu produktif. Imbalan ini pasti hal yang baik, asalkan ia bekerja. Meyakinkan publik ia mengumumkan bahwa walaupun mengemudi mobil sendiri, tindakan pencegahan keselamatan di tempat. Yaitu driver nyata yang dapat di instance mengambil alih harus ada masalah dan penumpang adalah pemantauan perangkat lunak powering constantly.He mobil juga mengatakan bahwa polisi setempat diberitahu, saya tidak yakin apakah itu sehingga jika sesuatu tidak pergi salah, mereka sah bisa menyalahkan komputer dan tidak mengambil tanggung jawab.
Lebih lanjut ia mengamati: "Sementara proyek ini sangat banyak dalam tahap percobaan, ia menyediakan sekilas tentang apa transportasi mungkin terlihat seperti di berkat masa depan untuk ilmu komputer canggih." Saya bisa melihat sekarang, Anda duduk di mobil Anda, benar-benar pingsan keluar dari luar, Google Maps di jendela depan, Ad-Kata di jendela samping, dan Anda hasil pencarian di jendela belakang.Bagaimana mengganggu.
Setidaknya, Google bukan satu-satunya perusahaan yang bekerja pada teknologi ini, dan saya yakin bahwa produsen mobil besar akan ingin masuk ke bidang ini sebelum menjadi sarana utama transportasi di masa depan.
Langganan:
Postingan (Atom)